8.2.13.6 HAK DAN KEWAJIBAN DALAM RAHN

HAK DAN KEWAJIIBAN DALAM RAHN

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah

Pasal 386 

(1)   Murtahin mempunyai hak menahan marhun sampai marhun bih/utang dibayar lunas. 

(2)   Apabila rahin meninggal, maka murtahin mempunyai hak istimewa dari pihak-pihak yang lain dalam mendapatkan pembayaran utang. 

Pasal 387 

Adanya marhun tidak menghilangkan hak murtahin untuk menuntut pembayaran utang. 

Pasal 388 

Rahin dapat menuntut salah satu marhun apabila ia telah membayar lunas utang yang didasarkan atas jam inan marhun tersebut.

Pasal 389 

Akad rahn tidak batal karena rahin atau murtahin meninggal. 

Pasal 390 

(1)  Ahli waris yang memiliki kecakapan hukum dapat menggantikan rahin yang meninggal. 

(2)  Perbuatan hukum ahli waris dari rahin yang tidak cakap hukum dilakukan oleh walinya 

(3)  Wali sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat menjual harta gadai setelah mendapat izin dari murtahin untuk melunasi utang. 

Pasal 391 

(1)   Apabila rahin meninggal dunia dalam keadaan pailit, pinjaman tersebut tetap berada dalam status marhun. 

(2)   Marhun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas tidak boleh dijual tanpa persetujuan rahin. 

(3)  Apabila rahin bermaksud menjual marhun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), marhun harus dijual meskipun tanpa persetujuan murtahin. 

Pasal 392 

(1)  Apabila pemberi pinjaman harta yang digadaikan meninggal dunia dan utangnya lebih besar dari kekayaannya, maka rahin harus segera membayar utang/menebus marhun yang telah dipinjam dari yang meninggal. 

(2)   Apabila rahin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak mampu membayar utang/menebus marhun, maka harta yang dipinjamnya/marhun akan terus dalam status sebagai marhun dalam kekuasaan murtahin . 

(3)  Ahli waris dari pemberi pinjaman harta yang dijadikan marhun dapat menebus harta itu dengan cara membayar utang rahin.

Pasal 393 

(1)  Apabila ahli waris rahin tidak melunasi utang pewaris/rahin, maka murtahin dapat menjual marhun untuk melunasi utang pewaris. 

(2)   Apabila hasil penjualan marhun melebihi jumlah utang rahin, maka kelebihan tersebut harus dikembalikan kepada ahli waris rahin. 

(3)  Apabila hasil penjualan marhun tidak cukup untuk meluhaslTtitang rahin, maka murtahin berhak menuntut pelunasan utang tersebut kepada ahli warisnya. 

Pasal 394 

Kepemilikan marhun beralih kepada ahli waris apabila rahin meninggal.